Asa cita-cita Sejuta Perpustakaan Untuk Negeri

Asa cita-Cita Sejuta Perpustakaan Untuk Negeri
istockphoto/Aluna1

SISIPAGI – Tentang sebuah asa untuk negeri. Bahwa cita-cita akan sejuata perpustakaan untuknya tidaklah mustahil. Bukan usaha sendiri tapi usaha bersama dalam bangunan peradaban di sebuah rumah besar, kita menyebut rumah itu Negeri republik Indonesia.

Hasrat memulai Asa cita-cita

Kali ini saya ingin menulis tentang cita-cita dan harapan akan kontribusi jangka panjang. Jika dalam menyelami dunia investasi tentu para investor selalu memiliki tiga pandangan atau paling sedikit dua pandangan dasar tentang uang yang akan mereka tanam. Berinvestasi untuk janga pendek, menengah dan panjang. 

Nah kali ini saya ingin berinvestasi jangka panjang, tentu di dunia literasi. Mengajak sobat pena semuanya mendoakan bahkan jika berkenan kolaborasi untuk mewujudkan cita-cita membangun sejuta perpustkaan untuk negeri dan semoga 2045 tepat di 100 tahun usia negeri ini cita-cita tersebut wujud.

Tentang harapan yang dicita-citakan. Literasi kita harus diakui mengalami kemerosotan yang begitu parah. Era digital memperparah minat untuk membaca buku apatahlagi membeli buku. 

Hal personal di dunia literasi buku

Tulisan ini terkesan subjektif dan memiliki ambisi untuk membangun sejuta perpustkaan untuk negeri. Pertanyaannya akankah terwujud dan di masa akan datang bisa jadi orang-orang akan meninggalkan buku. Saya kurang sepakat dengan pandangan ini, bahkan nantinya buku akan menjadi barang mewah dan berharga. 

Buku dan perpustakaan adalah jodoh. Menjodohkan keduanya adalah hal berharga untuk nasib negeri ini.

Klise dan terkesan berlebihan tulisan di atas. Terserah pandangan sodara, mari kita perhatikan negara-negara maju bagaimana angka literasi mereka meningkat tiap tahunnya.

Finland, Jepang dan Kanada saja itu tiap tahunnya mengalami kenaikan minat baca yang tinggi, investasi pemerintah pada pembangunan manusia itu menyeluruh dan megutamakan kesediaan bacaan yang baik.

Buku cetak tetap diperlukan

Tolong dicatat tidak hanya menyediakan akses layanan digital tapi juga buku yang cetak karena masih sangat dianggap perlu lagi penting. 

Kembali, mimpi ini adalah cita-cita. Bahwa negeri ini akan memiliki jutaan perpustakaan. Jika ada yang memiliki kesamaan mimpi maka lets do it alias lakukan sekarang juga. 

Saya sudah memulai merintis satu perpustakaan di sebuah pondok klasik di Jogja tepatnya Mlangi sebuah wilayah yang memang memiliki tradisi santri. 

Sebagai santri saya memulai semangat literasi yang kuat. Tentu dukungan dan kerjasama dengan mereka yang luar biasa hebat seperti pustakawan sekaligus sahabat saya, santri bahkan bu nyai dan gus yang sangat mendukung. 

Senerai Penutup

Untuk menutup catatan kali ini ada baiknya kita renungi ulang kala Bung Karno pernah mendawuhkan bahwa, bangsa yang besar adalah bangsa yang membaca. Pertanyaannya sudahkah kita membaca hari ini? 

Salam

Saduran dari Artikel Headline Kompasiana Edis Juni 2023, dengan beberapa perbaikan.

Kilik, membaca tuntas, dan komentar. Sangat berarti untuk penulis/editor. Terimakasih. Tertanda Management SISIPAGI.

Writer, Lecturer, Editor: Keseharian menulis, dosen tamu di dunia jurnalistik dan menyusun buku berbagai isu.