Sisipagi.com – Goresan tokoh kali ini datang dari penulis hebat, perempuan dan menginspirasi. Ya, digores oleh Stephie Kleden-Beetz dalam bukunya berjudul Merajut Kata-kata. Buku ini menginspirasi dan diurai dengan sederhana di dalamnya. Kali ini kami sajikan ke pembaca sebuah tulisan berjudul “belajar dari lebah” dan selamat menikmati.
Apa keistimewaan LEBAH
LIHAT madu ingat lebah. Saya begitu santai menikmati madu, padahal lebah-lebah harus dengan amat susah payah menghasilkannya. Untuk mendapatkan satu gram madu, lebah- lebah itu harus pontang-panting mengunjungi sekitar 8.000 bunga. Lebah dan bunga seperti kembar siam yang sulit dipisahkan: lebah tak bisa hidup tanpa bunga, sedangkan bunga membutuhkan lebah untuk pembuahan.
Mereka hidup berkelompok dalam sebuah kesatuan semacam “negara”. Uniknya, ada ratu tapi tak ada raja. Ada pasukan pengawal ratu yang bertugas antara lain juga mengipasi sang ratu bila udara panas. Ratu harus dijaga karena tugasnya ialah melanjutkan keturunan. Penduduknya berkisar 10.000 sampai 80.000 anggota.
Ada pembagian tugas yang jelas. Para pekerja, yang umumnya betina, punya tugas utama mencari nafkah: mengumpulkan nektar dari aneka macam bunga dan membawa pulang tepung sari yang melekat pada tubuhnya.
Sebelumnya, dikirim “pasukan pengintai”. Bila sudah menemukan sumber makanan, mereka akan menyampaikannya kepada para pekerja dengan cara yang canggih, yaitu menari: tentang jauh-dekat, ada tarian tersendiri; tentang banyak- sedikitnya sumber makanan, lain lagi jenis goyangnya.
Hari-hari berikutnya, berhamburanlah mereka pulang-pergi membawa hasil kerja ke rumahnya yang berbentuk segi enam itu. Untuk mendapatkan satu kilogram madu, makhluk yang luar biasa rajin ini harus bolak-balik mencari bunga sejak pagi hingga petang dan menempuh jarak sekitar empat kali mengelilingi bumi. Tak usah heran bila sesudah enam minggu mereka kehabisan napas.
Mewarisi kebaikan dan kebahagiaan
Bila gajah mati meninggalkan gading, lebah mati meninggalkan madu. Namun, dari makhluk ini, kita tidak hanya dapat menikmati manisnya madu, tapi juga belajar tentang keuletan dan semangat kerja yang luar biasa. Juga bahwa sebagai makhluk sosial, seekor lebah saja tak berarti apa- apa. Mereka hanya dapat bertahan hidup di muka bumi ini justru dalam kebersamaan. Manusia apalagi.
Untuk hal kecil seperti tertawa membagi sukacita saja, kita butuh sesama karena tertawa sendiri akan dikira gila. Untuk hal besar, jangan dikata lagi. Seorang teman saya yang ceplas-ceplos bicaranya selalu berkata, “Orang boleh kaya dan punya duit melimpah. Tapi, jika sakit, dia butuh orang lain. Duitnya tak bisa jalan sendiri ke apotek.”
~~~
Salam dan sampai jumpa di gores pena berikutnya.
~~~
Untuk kalian yang peduli dan menikmati tulisan ini lalu berkenan memberikan tip buat penulis (kurator naskah), caranya? Silahkan klik laman berikut: tip dan jajan penulis , terimakasih:)
Leave a Reply