Sisipagi.com – Dunia psikologi sekarang bukan lagi menjadi suatu yang asing untuk dikaitkan kedalam setiap sisi kehidupan manusia. Untuk itu, ilmu ini menjadi semakin memikat banyak orang dan juga para peneliti dalam kaitannya melakukan kegiatan sehari-hari. Jika diambil dari sudut pandang beragama jelas saja bahwa ada pengaruh yang terjadi ketika manusia “beribadah” yang bahasa gaulnya “berdialog dengan Tuhan”. Dalam hal ini, saya percaya bahwa manusia mengalami hal-hal yang berkaitan dengan perubahan psikologi terjadi secara genuine disaat berdialog dengan tuhan seperti pada bulan Ramadan ini.
“Reward/penghargaan tertinggi untuk jerih payah seseorang bukanlah apa yang dia dapatkan untuk itu, tetapi menjadi apa dia karenanya”.
John Ruskin (ForbesQuotes)
Menurut pandangan di atas, saya mempercayai bahwa islam sudah melakukan penggiringan terhadap manusia untuk menempa diri mereka selama mereka menjalankan puasa. Kemudian, berdisiplin dalam berpuasa untuk mengontrol hawa nafsu menjadi perjuangan yang tidak bisa dilewatkan.
“Jutaan hamba Allah yang berpuasa di muka bumi, jutaan Muslimin menyediakan diri untuk berprihatin selama Ramadan, sesungguhnya diam-diam sedang melakukan proses penyembuhan atas sakitnya seluruh kehidupan di alam semesta ini.” – Emha Ainun Nadjib.
(Tuhan Pun Berpuasa 1997)
Bagaimana kalau kita memandang lebih jauh lagi kata disiplin yang telah saya sebutkan di atas. Saya percaya, disiplin menanamkan niat dengan sadar untuk berpuasa justru yang mengekalkan puasa seseorang pada bulan Ramadan. Jika tidak, bisikan didalam hati terus mencoba menggoyahkan untuk berbuka apalagi untuk orang-orang yang mudah terpengaruh. Jika kita mau mendengarkan nasihat orang-orang bijak, banyak orang dalam mencapai kesuksesan hidupnya adalah berawal dari komitmen mereka dalam melakukan disiplin dipagi hari untuk kegiatan yang bermanfaat. Apalagi perilaku makan sahur dibulan Ramadan membiasakan diri untuk bangun pagi.
Rutin bangun jam 5 pagi (subuh) menawarkan nada positif dan produktif.
Maudy Ayunda
Bagaimana dengan puasa kita hari ini? Akankah kedisiplinan ini hanya sebuah keterpaksaan, atau, menjadi cara hidup baru sampai seterusnya hari ke hari untuk dinikmati dan dipelajari.
Referensi
- Kompasiana.com. (2015, March 14). Id, ego, superego: Psikoanalisis kepribadian Sigmund Freud. KOMPASIANA. https://www.kompasiana.com/ghusyarahimapramudhitan/552fa1546ea834a8048b4586/id-ego-superego-psikoanalisis-kepribadian-sigmund-freud
- Muhopilah, P., Gamayanti, W., & Kurniadewi, E. (2018). Hubungan Kualitas Puasa Dan Kebahagiaan Santri pondok Pesantren al-ihsan. Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, 1(1), 53-66. https://doi.org/10.15575/jpib.v1i1.2071
Leave a Reply