SISIPAGI – Ketika cinta tak menemukan alasan kenapa dia harus memberi. Bersyukurlah! Kalian sedang menggunakan mata “uang” cinta yang tidak bisa dibeli oleh apapun.
Karena saya sendiri sufi alias suka filem hehehe. Ada baiknya akhir pekan kita bahas alam sufi ya.
Lebih dari sekedar itu semua, sineas tanah air perlu mendapat apresiasi tinggi atas sentuhan karya dari anak bangsa. Mari kita urai dan tilik film romansa milik kita.
Sutradara itu menampilkan Jogja dan prahara romansanya
Film romansa dengan nuansa luka dan arti mengikhlaskan paling tinggi. Kiranya dapat digambarkan untuk romansa luka namun menemukan arti bahagia dalam film ini
Inilah persembahan sang surtradara Hanung Bramantyo. Insan mestro di dunia penyuntingan film ini berhasil membuat sentuhan karya organik alias sangat apa adanya.
Berlokasikan di Jogja sebagai tempat cerita film ini dimulai. Sang sutradara berhasil mengundang nuansa Jogja yang asyik lagi autentik sebagai kota budaya, seni juga kota pelajar.
Reza, Ayu Sita dan Dion: papan atas insan sineas tanah air
Film garapan 2018 ini mengundang decap kagum. Bahwa sentuhan sineas tanah air juga tak kalah apik untuk alur cerita yang cukup kompleks.
Diperankan Reza Rahardian, Ayu Sita dan Dion Wibowo. Seni peran mereka (ketiganya) mempelihatkan jam terbang tinggi.
Izin sedikit spoiler hehehe. Reza (Kekasih Kedua) akhinya dihadiahkan mata oleh kekasihnya seorang novelis (Ayu Sita) jadi alur cerita menarik untuk di simak.
Sedang bagaimana nasib Dion (Kekasih Pertama) Sang novelis? Maaf takut spoiler lagi, jadi cari tau sendiri ya sobat pena budiman.
From Jogja to Roma
Tidak hanya Jogja set lokasi film ini juga menyusuri metropolitannya kota Roma. Balutan drama cinta yang begitu kuat.
Lalu secara sinematografi memiliki nuansa tersendiri. Dari Jogja ke Roma membuat kita nyaman sebagai penonton bahkan bisa saja larut tanpa sadar kota mana drama percintaan ini sedang terjadi.
Singkatnya, ada pesan kuat tersirat ingin disampaikan dalam film ini. Bahwa pengorbanan di alam romansa itu nyata.
Keliaran Hanung Bramantyo dalam bertutur
Pengorbanan yang ditampilkan adalah pengorbanan buta dan tak melihat apapun kecuali cinta itu sendiri. Tutur film ini begitu bebas juga liar.
Hanung selalu berhasil membawa cerita menurut alur gaya berpikirnya. Bebas dan memiliki jati diri dalam bercerita.
Menarik untuk mereka yang kasmaran hingga patah hati
Film ini layak dikonsumsi untuk kalian yang sedang ranum dalam asmara pun tidak mengapa untuk kalian yang sedang patah hati. Walau film ini sudah beberapa tahun lalu rilis namun masih layak untuk dinikmati.
makasih kak
Karya hanung ini emang rata-rata punya kesan yang dalam ya. Apalagi pemainnya udh g perlu diragukan lagi kemampuannya. Jujur aku blm nonton film the gift ini. Bisa nih jadi film nonton hari minggu ini ☺️
gassss kan kak
Hadiah untuk cinta memang tidak pernah main-main ya. Settingnya Jogja pula. Kota yang selalu akan dirindukan oleh orang-orang yang pernah ke sana.
Asli. Iya lagi. Jogja selalu saja dirindukan.
Nah ini nih review film Reza yang kucari, bakal jadi list nonton selanjutnya, karna masih nonton film Reza yg series hehe
filmnya bagus kok. Ayu Sita ma rezza ternyata segenuine itu mainin the gift karya kang mas hanung hehehe.
Karya Hanung selalu membuat saya terbawa dalam alur yang dia ciptakan dan puas dengan karya apiknya
kak pendek banget reviewnya minimal kasih tahu alurnya. hehe. kalau nggak salah di sini reza jadi buta kan ya? aku penasaran juga nih sama film ini tapi nggak tahu nontonnya di mana. he
sengaja biar gak spoiler. keknya ada di beberapa paltform media online deh kak kek nanti saya share kalo ada ya. dulu saya nonton galanya
Terus terang aku bukan SuFi, hehe..tapi suka baca resensi-resensi film. Menurutku, sutradara dan pemain-pemain dalam film ini memang punya catatan tersendiri dan patut diacungi jempol ya…
mereka semua papan atas sineas tanai air sih. Keren
Film2 Hanung Bramantyo emg keren sih. Kadang agak menyentil dan keras thd budaya tertentu sehingga agak terkesan kontroversial. Tapi yang satu ini kyknya masih aman. Hanya balutan romansa tiga orang insan, yg udh ga usah diragukan lagi perannya.
Asli setuju banget
Wah, kalo film garapan Hanung Bramantyo udah nggak bisa diragukan lagi. Apalagi pemerannya juga bukan kaleng-kaleng lagi.
filmnya gak kaleng2 juga. Setuju banget
Molly suka bgt kalo ada film berlatar jogja. Kotanya bagus bisa sambil sekalian jalan2. 😀
iya bener. jogja gak bisa dipisahkan dengan nuansa romansanya. film romansa yang digarap di jogja selalu membawa “mistis” romantis tersendiri
Wah tampaknya film yang menyentuh hati ya kakak. Jadi pengen nonton juga deh
gaskann nontonnya
Filmnya Hanung Bramantyo sering kali bagus. The Gift ini juga terlihat menjanjikan. Sayangnya saya sendiri sudah agak bosan lihat Reza Rahardian. Meski kemampuan aktingnya bagus, kayak artis lain nggak ada yang bagus aja gitu hehehe
iya juga ya kek krisis aktor aja padahal gak juga yak
Bener sih, bacanya jadi penasaran.
Yang kebayang di otakku cuma “Dikasih mata?”
HUhuhu.. kok ini beneran pengorbanannya sampe segitunya? Curiga sad ending akutu kalo ada roman-roman gift goank gini.. ((i mean, kudunya “Take and Give” hehehe.. aga kepleset dikiitt yaah))
Film besutan Hanung Bramantyo bagus2 cuma kadang pata pemainnya mirip2 kan bkin inget karakternya terdahalunya jadi suka gak pas gitu tapi kseluruhan film the Gift luamayan bgus juga sih
Jogja nya aja udah romantis lanjut ke roma hehe..
Mana reza rajardian pulak..
Aghhh sudahlah film the gift emang senyantol itu sama tim pernah patah hati wkwkkw
Film Hanung Bramantyo ya, pasti menarik
Duh, settingnya Yogya ya. Pas buat mengangkat sisi romantis
Kukira film rilis tahun ini kaka hehe…ternyata tahun 2018 rupanya…tapi aku belum pernah dengar judulnya sih kak
penasaran sama ceritanya sayangnya sedikit ceritanya niy Kak, padahal mau dispoiler hehe, sering selintas-selintas lihat ini di feed sosmed, dan bikin penasaran sama filmnya