Hardvard, buku dan satu jam layar ponsel terbuka 

Hardvard, buku dan satu jam layar ponsel terbuka. 

Sisipagi.com – Mari kita urai dengan ringan sedikit prahara tentang Hardvard. Sebuah obrolan ringan bersama salah satu founder media yang sangat akrab kini jadi teman ngobrol untuk mendiskusikan banyak hal. Di kantor kecil milik kami bersama (maksudnya: kontrakan) hehehe jadi kantor awal kami. 

Singkat, isi obrolan kala itu sedikit menyinggung dan membahas fakta menarik tentang mahasiswa di Hardvard rata-rata hanya satu jam menatap layar ponsel mereka dalam sehari. Ini memantik pikiran liar saya bahwa dizaman orang-orang kecanduan layar ponsel bak terperangkap “adiksi” narkoba yang mematikan. Mereka justru terhindar dari perangkap ini.

Ya mematikan, kala kecanduan layar ponsel itu terjadi dan ini nyata ia bisa saja membuat kita mengalami masalah pada emosi diri yang sulit dikendalikan. Seperti banyak kasus dan peristiwa yang kita lihat dan rasakan bagi diri sendiri dimana produktifitas bisa saja terganggu. Saya pribadi harus mengakui masih sering dan berjam-jam membuka layar ponsel dalam sehari hampir rata-rata 5 jam bahkan lebih. 

Harvard: Kebiasaan Unik Mereka

Sebagai penulis dan pengamat amatiran. Yang tengah belajar menulis ini mencoba memahami satu fenomena bagaimana bisa mahasiwa Harvard mampu dan terbiasa hanya sejam dalam sehari melihat layar ponsel mereka? Tergelitik dengan satu fakta menarik di kampus tua dan kenamaan di atas. 

Lahirlah satu artikel sederhana ini dengan judul Hardvard, buku dan satu jam layar ponsel.  Hal ini memicu jemari saya untuk menari dan mengetik pagi hari.  

Kampus kenamaan dunia ini sudah sangat populer dan jadi bagian dari mimpi para scholar alias mahasiswa sepenjuru dunia. Kampus yang pernah menolak Jack Ma ini ternyata memiliki kebiasaan unik. 

Mahasiswa Harvard rata-rata menghabiskan waktu di layar ponsel mereka hanya satu jam sehari. Berbeda dengan mahasiswa dan pelajar di Indonesia rata-rata 8 jam sehari menatap layar ponsel. 

Inilah yang menyebabkan Harvad merupakan salah satu kampus dengan aktivitas literasi membaca yang teramat tinggi. Sejatinya mahasiswa dituntut untuk melakukan aktivitas membaca 80% jika harus mengembalikan esensi mahasiswa itu sendiri. 

Harvard dan Perpustakaannya

Tak heran jika mahasiswa di Harvard itu mengurangi menatap dan melihat layar ponsel mereka. Harvard University yang di dirikan sejak tahun1638 ini memiliki koleksi buku 13.100.000 buku. Ditambah perpus yang buka 24 Jam ini dengan sebuah arsitek megah dirancang dengan jenuis lagi pada 1938 oleh arsitek fenomal kala itu Julian Abele dengan sentuhan jeniusnya perpustkaan ini kokoh berdiri megah hingga hari ini dengan kenyamanan kelas 1 dunia tentunya.  

Fenomena penunjan dan ekosistem belajar termasuk megah, lengkap dan menyejarahnya library di Harvard tentu akan berdampak langsung kepada mahasiswa dan akedemisi di sana. Ini berhubunga dengan seberapa lama mahasiswa Harvard membaca buku. Diperkirakan 7 hingga 14 jam mereka menghabiskan waktu mereka membaca buku. 

Adalah sebuah fakta bahwa sejak dulu selalu diyakini, terkesan mitos sebuah ungkapan yang mengatakan jika ingin jadi guru besar maka biasakan selama  beberapa tahun untuk membaca 14 jam perhari. Dan ini banyak terbukti oleh hampir seantero dunia. 

Sebuah fenomena betapa hari ini era media sosial dan semua serba digital. Layar ponsel harus sering ditatap lama demi alasan eksis di media sosial. Apakah ini salah? Tentu tidak. Tapi jika mampu diatur sedemikian rupa hanya satu jam sehari demi kepentingan lebih care berinteraksi pada sesama ke sekitar atau untuk alokasi baca buku. Hal demikian adalah kebijaksanaan yang mahal harganya seperti kultur yang terjadi di Harvard. 

PR Besar untuk Indonesia (Rumah Kita)

Library. Negeri kaya dengan sdm yang kuat membaca

Berbeda dengan mahasiswa di Indonesia, berdsarkan hasil riset Deskripsi tingkat kecanduan smartphone berdasarkan minat sosial menunjukan hasil bahwa mahasiswa cendrung tinggi menggunakan ponsel ketimbang memilih membaca buku dan rata-rata sebagian besar ini terjadi di mahasiswa kita. Baik secara kasat mata fenomena yang di kampus kita isinya hanya orang yang sedang mengerjakan tugas akhir dan makalah kuliah. Untuk mengisi waktu belajar dan mendalami bidang tertentu ini masih sangat langkah dan jadi PR kita bersama. Tidak salah jika kita perlu ke Harvard melihat ke sana dan bagaimana bisa mereka mampu mencandui buku hingga “melupakan” layar ponsel mereka.

Salam.

~~~

Untuk kalian yang peduli dan menikmati tulisan ini lalu berkenan memberikan tip buat penulis, caranya? Silahkan klik laman berikut: tip dan jajan penulis , terimakasih:)

Writer, Lecturer, Editor: Keseharian menulis, dosen tamu di dunia jurnalistik dan menyusun buku berbagai isu.