Ada banyak spektrum cinta yang bisa kita bahas. Membicarakan cinta sebenarnya tidak sesempit hubungan dua insan saja.
Sebaliknya, cinta memiliki definisi yang lebih luas dan mendalam. Cinta adalah milik semua.
Bukan hanya milik Romeo dan Juliet. Muara cinta berlaku universal, artinya cinta itu ada untuk semua manusia, tanpa terkecuali.
Krisis Cinta di Dunia Modern
Kita paham betul bahwa di berbagai belahan dunia ini, masih ada peristiwa yang diwarnai kebencian dan penjajahan. Sebutlah konflik yang terjadi di Palestina.
Zionis, rasanya, tak punya hati apalagi cinta saat terus memborbardir Gaza dan sekitarnya. Pemandangan ini jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.
Belum lagi, konflik berkepanjangan di tanah Papua yang hingga kini terasa tak kunjung usai. Mengapa selalu ada pertikaian?
Jawaban sederhananya adalah krisis cinta. Dunia ini, tampaknya, semakin kekurangan cinta yang sejati. Ketika cinta absen, yang tersisa hanyalah pertikaian dan kebencian.
Memulai Cinta dari Hal Kecil
Bagaimana cara memulai dan menumbuhkan cinta? Tentu tidak semudah mengucapkannya. Jika saja semudah itu, praktik rasial, penjajahan, dan kebencian pasti sudah lama terhapus dari muka bumi.
Namun, perjalanan panjang ini tetap harus dimulai. Kita bisa memulai dengan suara dan pena. Jangan pernah berhenti menyuarakan aksi kemanusiaan atas nama cinta. Suarakan, tuliskan, dan bertindaklah.
Tentu saja cinta yang kita maksud adalah cinta yang nyata, bukan hanya slogan atau basa-basi. Cinta yang diwujudkan melalui tindakan yang konkret. Seperti apa tindakan itu?
Jawablah masing-masing di dalam hati. Tak perlu diuraikan lebih jauh agar tidak terdengar seperti petuah tua yang terkesan basi.
Menumbuhkan Harapan di Tempat yang Tak Terduga
Dalam sebuah diskusi ringan dengan teman-teman yang berprofesi sebagai ahli hukum. Kami pernah membicarakan konsep penjara yang memanusiakan.
Kami membayangkan sebuah masa depan di mana penjara bukan sekadar tempat menampung orang-orang yang dianggap jahat. Lebih dari itu, penjara bisa menjadi tempat pemberdayaan.
Bayangkan jika para narapidana diberi fasilitas untuk berkarya. Mereka bisa menjadi seniman, penulis, atau bahkan akademisi di balik jeruji besi.
Apa yang mustahil? Tentu tidak ada. Dengan pendekatan ini, kejahatan tidak akan kembali merajalela setelah mereka bebas, melainkan berubah menjadi benih-benih cinta yang mereka sebarkan ke lingkungan sekitar. Ini adalah contoh bagaimana cinta bisa tumbuh bahkan di tempat yang paling tidak terduga.
Merayakan Cinta Setiap Hari
Hari saling cinta seharusnya dirayakan setiap hari. Bukan hanya pada momen tertentu saja, apalagi hanya dengan gesture artifisial yang terfokus pada pasangan semata.
Pesan almarhum Gus Solah (Solahuddin Wahid) selalu terngiang, betapa cinta itu luas. “Tujuannya mendalam dan memberi manfaat,” begitu katanya.
Pada dasarnya, saling mencintai adalah hal yang mutlak. Benih-benih cinta yang kita tanamkan akan menghapuskan benci, perlahan tapi pasti.
Untuk mengakhiri goresan pena sederhana ini, mungkin ada baiknya kita sejenak mendengarkan lagu “Laskar Cinta” karya Ahmad Dhani dan Dewa 19. Lagu ini menjadi pengingat bahwa cinta adalah solusi atas berbagai persoalan dunia.
Salam cinta untuk semua!~~~
Saduran. Tulisan saduran pernah diterbitkan 14 Feb. 2023 di laman media MEDIUM terbit di SISIPAGI komunitas. Dengan beberapa perbaikan.
Leave a Reply