Kecanduan merupakan ketika seseorang tidak bisa menahan diri dan berulang kali menggunakan suatu zat atau terlibat dalam suatu perilaku yang memiliki konsekuensi negatif. Zat yang dimaksud bisa berupa alkohol, nikotin, atau opioid, sementara perilaku yang dimaksud bisa berupa perjudian, sex bebas atau bermain game.
Kecanduan/adiksi memengaruhi sistem penghargaan pada otak kita, sehingga sulit untuk berhenti tanpa mencari bantuan dari luar.
Kecanduan Mempengaruhi Otak
Kecanduan memicu pelepasan dopamine yaitu sebuah neurotransmitter yang terkait dengan kesenangan dan penghargaan. Seiring waktu, otak mengurangi koneksi di korteks prefrontal, yang mengontrol pengambilan keputusan, sehingga menjadi lebih sulit untuk menolak perilaku adiktif/kecanduan tersebut.
Untungnya, perubahan otak ini dapat dipulihkan dengan bantuan pemulihan.
Kecanduan dan Kesehatan Mental
Kecanduan sering kali muncul bersamaan dengan kecemasan, depresi, atau trauma. Baik gangguan zat maupun perilaku yang mengganggu hubungan pribadi, tanggung jawab pekerjaan, dan kesejahteraan emosional. Contoh tanda-tanda kecanduan:
- Penggunaan yang meningkat: Mengkonsumsi suatu zat dalam jumlah yang lebih besar dari waktu ke waktu.
- Upaya gagal untuk berhenti: Tidak dapat berhenti meskipun sudah mencoba untuk berhenti.
- Konsumsi waktu: Menghabiskan banyak waktu untuk mendapatkan atau menggunakan zat yang membawa dampak negatif.
- Mengidam: Dorongan yang kuat untuk mendapatkan zat sampai menjual harta benda yang tidak perlu atau terlibat dalam perilaku tersebut secara terus-menerus.
- Mengabaikan tanggung jawab: Mengabaikan kewajiban pekerjaan, sekolah, atau keluarga.
- Penarikan diri dari pergaulan sosial: Menghindari kegiatan yang pernah dinikmati sebelumnya
- Risiko fisik: Menggunakan zat dalam situasi yang tidak aman yang membahayakan tubuh.
- Terus menggunakan meskipun berbahaya: Mengabaikan risiko kesehatan fisik atau mental.
- Toleransi: Membutuhkan jumlah lebih banyak untuk merasakan efek yang sama.
- Penarikan diri: Mengalami ketidaknyamanan saat menghentikan penggunaan.
Tingkat keparahan kecanduan diklasifikasikan sebagai ringan, sedang, atau berat berdasarkan seberapa banyak gejala-gejala ini muncul.
Penyebab Kecanduan
Kecanduan bisa berasal dari biologis, gen fisiologis dan gender:
- Gen: Genetika berkontribusi sekitar 50% dari risiko kecanduan.
- Fisiologi: Hormon dan enzim mempengaruhi kerentanan terhadap zat.
- Perbedaan Jenis Kelamin: Laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi, meskipun kesenjangannya semakin menyempit.
Kecanduan bisa juga berasal dari faktor Psikologis seperti:
- Trauma dan Penyalahgunaan: Stres di masa kecil meningkatkan risiko kecanduan.
- Kesehatan Mental: Depresi, kecemasan, atau ADHD meningkatkan kerentanan.
Terakhir, kecanduan bisa juga berasal dari faktor lingkungan:
- Lingkungan keluarga: Riwayat keluarga atau kurangnya pengawasan orang tua berperan.
- Pengaruh teman sebaya: Perilaku teman dapat membentuk penggunaan narkoba.
- Akses yang mudah: Ketersediaan zat mendorong penggunaan.
Perawatan yang Efektif untuk Kecanduan
Detoksifikasi Medis
Penarikan diri yang terkelola di bawah pengawasan medis. Detoksifikasi medis adalah proses pembersihan racun dari tubuh secara aman dan diawasi untuk mengatasi gangguan penggunaan zat. Detoksifikasi medis merupakan langkah awal yang penting dalam proses pemulihan, karena bertujuan untuk:
- Mengelola gejala putus zat
- Meminimalkan bahaya fisik akibat penyalahgunaan zat
- Mengurangi risiko kekambuhan
- Mempersiapkan tubuh untuk terapi berikutnya.
Terapi
- Terapi perilaku kognitif (CBT): Membantu mengidentifikasi pemicu dan mengelola dorongan.
- Wawancara motivasi: Mendorong individu untuk berkomitmen untuk berubah dan meninggalkan prilaku yang merusak dirinya.
- Terapi keluarga: Memperbaiki hubungan yang dipengaruhi oleh kecanduan.
- Obat-obatan: Beberapa kasus mendapat manfaat dari obat-obatan untuk mengurangi keinginan atau mengobati masalah kesehatan mental.
- Dukungan teman sebaya: Terapi kelompok atau program 12 langkah menawarkan pengalaman bersama dan dukungan emosional.
- Pelatihan keterampilan hidup: Meningkatkan keterampilan mengatasi dan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan untuk membangun kembali kehidupan yang stabil.
Perawatan sering kali bersifat personal, dengan kombinasi pendekatan yang disesuaikan dari waktu ke waktu. Kekambuhan dapat terjadi, tetapi merupakan bagian dari proses pemulihan. Remisi jangka panjang dimungkinkan, dan individu yang tetap bebas dari narkoba selama lima tahun memiliki tingkat kekambuhan yang serupa dengan populasi umum.
Kesimpulan
Kecanduan dapat membuat orang merasa putus asa, tetapi pemulihan dapat dicapai melalui berbagai cara. Baik melalui inisiatif sendiri, dukungan teman sebaya, atau perawatan profesional. Perjalanan ini mungkin akan mengalami kemunduran, tetapi setiap langkah maju sangat berarti. Dengan ketekunan, individu dapat membangun kembali kehidupan mereka dan menikmati peningkatan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial.
Reference:
- Addiction. (2010, November 4). Psychology Today. https://www.psychologytoday.com/us/basics/addiction
Saya pernah mengalami ada salah satu keluarga yang mengalami kecanduan terhadap sesuatu, ya selain hal-hal yang disampaikan di konten ini, dukungan serta peran keluarga akan sangat bermakna sekali.
emang sih kecanduan membuat orang susah untuk dilepas. terutama hobi dan kegemaran yang orang suka. paling gak bisa dilarang, ehheheh
Adiksinya segala prilaku negatif ternyata lebih jahat dari drugs itu sendiri. Hal ini diamani oleh banyak pakar baik dari sisi medis maupun para pemerhati kesehatan mental.
Kembali ke pepatah lama yang mengatakan, segala sesuatu yang berlebihan pasti kurang baik. Apalagi kecanduan pada hal-hal negatif. Pada tingkat tertentu pasti perlu perawatan profesional.
Jadi orang tua jaman sekrang deg2an deh takut bngt anak2 smpe kecanduan sesuatu yang bkin adiksi makanya butuh kwaspadaan yang super ketat untuk menghindari hal2 yang tidak diinginkan
Oh ternyata jenis kelamin berpengaruh juga terhadap resiko kecanduan ini ya.. Terima kasih sharing infonya ya..jadi nambah wawasan nih..
Waduh. Ijin save link ya kakak, biar anak saya juga bisa baca dan mengerti tentang kecanduan.
Bisa termasuk candu nggak sih kalau suka sama seseorang? Pernah ada adik kelas di kampus yang sampai dirawat di RSJ saking terobsesi dengan pacarnya. (Saya ga bisa bilang itu cinta karena sangat mengganggu si pacar)
Meski diputusin, tetep memohon jangan putus. Bahkan, sering mendesak, apa saja sih kekurangan dia, pasti akan diperbaiki. Salah satu kejujuran pacarnya adalah si adik kelas tersebut terlalu kurus. Akhirnya dia rela makan sebelum tidur, ngemil dll agar bisa lebih gemuk.
Namun, tetap saja bukan itu solusinya. Pacarnya makin gak suka karena sikapnya yang obsesif berlebihan.
Akhirnya, si pacar yang notabene menurut saya merupakan laki-laki santun pun terpaksa bicara kasar dengan bilang, “Intinya, saya gak ada nafsu sama sekali sama kamu”. Duh, saking menderitanya si pacar tersebut karena toxic nya prilaku adik kelas itu.
Setelah akhirnya resmi putus, dan si cewek berhenti mengejar, si cowok langsung gemukan saking lega dan bahagianya. Itu pengakuan si cowok sih.
Sesuatu yang berlebihan, apalagi ini sesuatu yg ga bgs ya bahaya jg ya kak. Apalagi kalo bersangkutan dgn narkoba dan minuman keras. Mencoba sekali aja bs kepengen trs. Mknya perlu pendampingan dan pemulihan panjang tuh kalo sampe udh sekarat dan kecanduan total.
Smg kita bs terhindar dr segala kecanduan yg ga baik ya kak.
kecanduan tuh emang harus dibimbing siih ya, karena kalau sendiri kadang susah lepasnya.
Kecanduan itu emang susah banget, ya. Tapi yang penting, kita harus tetap percaya ada harapan dan cara untuk sembuh. Semangat terus!
Sering denger cerita tentang kecanduan, tapi kadang kita lupa, dukungan teman itu penting banget. Yuk, saling support satu sama lain!
Saya sering kali mendengar cerita tentang kecanduan, tapi kadang kita lupa, dukungan teman itu penting banget. Yuk, saling support satu sama lain!
Di sekitar saya banyak sekali perokok, yang mana juga bisa dikatakan sudah kecanduan nikotin. Yang bisa melepaskan diri dari pengaruh nikotin itu pun hanya segelintir orang saja. Dorongan dari diri sendiri dan lingkungan tentunya sangat mempengaruhi.
Kalau ketagihan main hp itu bisa disebut kecanduan nggak sih. Karena aku mulai merasakan tanda-tanda itu. Uring2an kalau seharian belum scroll2 hp.
Dalam kasus begini, support system penting banget ya. Karena sekalipun udah lepas, biasanya jaringannya akan mencari lagi. Jadi kalau perlu dia harus pindah lingkungan dan cut off teman-teman lamanya atau jaringannya. Ganti nomor hape bila perlu. Soalnya punya tetangga yang anaknya ngalami ini. Udah free eh dicari lagi sama jaringannya biar make lagi. Buru-buru dia pindahin anaknya.
kecanduan sesuatu yang sifatnya adiktif memang perlu perjuangan dn dukungan banyakpihak, apalah saya yang kecanduan kopi, gejala putus kafein aja sudah pusing rasanya huhu
kecanduan sesuatu yang sifatnya adiktif memang perlu perjuangan dan dukungan banyak pihak, apalah saya yang kecanduan kopi, gejala putus kafein aja sudah pusing rasanya huhu
Kecanduan itu bahaya ya klo nggak segera diatasi
Memang kita harus tahu dulu apa penyebab adiksi, biar bisa mengatasinya
Ternyata kecanduan itu bisa karena trauma masa kecil dan stres ya? Kaget juga yang urusan stres ini. Berarti kan stres memang kudu kita kelola dengan baik biar gak berdampak buruk buat tubuh
Kecanduan zaman now yg lebih bahaya itu kecanduan gadget. Gak cuma anak2 dan remaja, orang dewasa pun juga mengalaminya. Jgn sampe deh kita juga kena.
Kecanduan lain yang juga semakin mengkhawatirkan sepertinya kecanduan gadget ya. Perangkat-perangkat ini terus hadir dan memenuhi ruang kehidupan kita semua. Yang semakin sulit dilepaskan tentu karena di satu sisi kita memerlukannya, tapi jika tak terkontrol pun akibatnya banyak negatifnya.