Pernikahan dan rajut keberkahan

Pernikahan dan rajut keberkahan
by. agus susanto, at unplash

Bahkan gerimis seusai subuh menjelang ijab qobul itu turun, seakan mengirim pesan rintik-rintik keberkahan untuk pernikahan kita hari ini.

(Jombang, 29 Desember 2024)

Pernikahan dan sebuah rajutan

Kata-kata di atas saya bisikan ke telinga sang istri kala hari H akad pernikahan dilangsungkan. Berharap penuh ada keberkahan hingga syafaat dari baginda Nabi SAW karena berusaha mengikuti sunnahnya.

Hati pun lirih sendu ditemani gerimis. Berharap bahwa pernikahan kali ini adalah sebuah rajutan dan tenun keberkahan mengarungi tapak demi tapak nantinya.

Ya Rasulullah umatmu yang fakir ini sedang dilanda badai kerinduan padamu baginda. Ia sedang menapaki jalan sunnah, menyempurnakan separuh agama, sedang berkelana mencari limpahan keberkahan melalui perjalanan panjang yang disebut pernikahan.

Perjalan dimulai dengan rintik sendu rahmat Ilahi Rabbi

Sebelum fajar menyingsing (terbit menyisiri ufuk timur). Rintik hujan itu turun sedikit saja, tidak hujan tapi seolah iya ingin menyirami bumi yang sedang bersujud di bulan menyambut datangnya Rajjab.

Kejadian ini terjadi pada 29 Desember 2024. Tepat pernikahan saya (sang fakir) dilaksanakan.

Diawali dengan gerimis hujan tipis, orang-orang menyebutnya gerimis manja. Saya coba menamainya gerimis berkah (biar ada nuansa santrinya hehehe).

Dengan suasana di atas, ijab qobul itu terjadi. Ditemani suasana akrab, sejuk, lagi sakral.

Rasanya campur aduk. Keberkahan, haru dan tangis jadi satu.

Melihat bunda (ibu saya) dan ibu my wife (istri) berpelukan setelah sah terucap di mulut para saksi. Inilah momen yang memecahkan tangis haru tersebut.

Perjalanan sebuah pernikahan pun saya mulai didetik moment itu. Sebuah perjalan yang dimulai dengan rintik sendu rahmat Ilahi Rabbi dengan segala haru-birunya.

Ketenangan itu menyapa

Pagi hari seusai shalat subuh saya dan sekeluarga menuju ke acara dilangsungkannya akad alias ijab qobul sebagai pucak dan sakralnya acara pernikahan saya dan sang kasih (istri). Rintik hujan begitu tipis dan angin sepoi menyapa lembut pagi itu dan dengan pasti waktu bergulir menuju agenda dilangsungkan kegiatan paling sakral ini.

“Mas, kenapa kamu begitu santai sebelum akad dimulai”, sahut Cak Badar. Santri sekaligus saudara angkat saya di Jombang, perjalanan persahabatan kami sejak perjumpaan tiga tahun lalu ketika proses penilitian tesis kala itu saya lakukan di pesantren Tebuireng.

Saya terdiam dengan sahutan cak Badar di atas. Korek api dan kepulan asap begitu syahdu menemani saya. Suasana pun semakin tenang, saya lagi dan lagi tidak bisa mengungkap perasaan tenang itu datang dari mana.

Yang pasti di bibir tak berhenti menyebut kalimat thayyibah sembari menarik kepulan asap mengudara di hadapan. Ketenangan itu menyapa bahkan didetik-detik akad itu akan dilangsungkan. Subhanallah.

Akad Pernikahan nan Sakral

Ketika sang peghulu menanyakan akan menggunakan bahasa apa untuk ijab qobulnya. Spontan saya menimpali menggunakan bahasa arab saja.

Saya hanya butuh waktu latihan persis 15 menit sebelum akad dilangsungkan. Bertanya pada cak Badar yang sudah mondok sekitar 10 tahun, saya hanya minta koreksi pengucapan bahasa arab saya dengan kaidah dan pakem bahasa arab yang sesuai.

Akad dengan bahasa arab berlangsung. Yang membuat saya tidak menyangka diakhir lafadz akad pernikahan kali itu lepas terucap dari bibir seketika tubuh menggigil. Sakral!

Akad pernikahan kali ini terasa sakral, denyut hingga debar sekujur tubuh menghantam. Allahuakbar.

Bisikan Romantis di hari Pernikahan

Untuk menutup sederhanaya tulisan kali ini. Pada hari pernikahan saya membisikan kalimat pada sang istri, sebagaimana kutipan awal tulisan.

Mencoba mendekati telinga sang istri dan saya berujar lembut di telinga yang sudah halal itu. “Bahkan gerimis seusai subuh menjelang ijab qobul itu turun, seakan mengirim pesan rintik-rintik keberkahan untuk pernikahan kita hari ini”.

Salam
Jombang,
(Jumat, 3 Januari 2025 M)

Writer, Lecturer, Editor: Keseharian menulis, dosen tamu di dunia jurnalistik dan menyusun buku berbagai isu.