Predator seksual dalam komunikasi online

Kenali ciri-ciri predator seksual dalam komunikasi online!

Sisipagi.com. Kejahatan seksual bukanlah hal baru di Indonesia. Akhir-akhir ini beberapa kasus kejahatan seksual mencengangkan sekaligus membuat miris. Mulai dari guru besar, pengajar agama, tenaga medis dan masih banyak lagi. Ciri-ciri yang biasa muncul dari predator seks ketika komunikasi online:

1. Menggunakan bahasa seksual

Para predator ini cenderung menggunakan istilah atau kata-kata yang mempunyai arti konotasi seksual. Bahkan, konteks yang sedang dibicarakan pun tidak relevan. Mereka sengaja menggunakan kata-kata ini untuk mencoba menggoda korbannya.

2. Manipulasi emosional

Korban akan ditunjukkan bahwa si predator sangat bucin kepadanya dengan menggunakan pujian, perhatian, atau perilaku manis untuk mendapatkan kepercayaan dari korban. Para predator ini menunjukkan love bombing yang menggebu-gebu.

3. Pertanyaan invasif

Predator sering kali menanyakan menanyakan hal-hal pribadi seperti tempat yang selalu dilalui, tempat tinggal atau temoat main si korban untuk tujuan manipulasinya. Hal ini juga cenderung digunakan pelaku untuk mengatur strategi memperdaya korban untuk melakukan kejahatan seksual.

4. Meremehkan kehadiran orang tua

Pelaku akan berusaha sekuat tenaga untuk memastikan tidak ada nya keterlibatan orang dewasa atau orang tua tentang percakapan dan rencana mereka. Mereka menunjukkan bahwa menjaga kerahasiaan itu menjadi kepastian kedua belah pihak.

5. Obrolan yang tidak seimbang

Predator sangat aktif dalam memulai percakapan. Mencoba mencari-cari topik pembahasan dan cenderung mengendalikan alur percakapan kearah yang sesuai dengan keinginannya. Sampai, pada akhirnya kearah seksual.

6. Menggunakan slang khusus

Predator menggunakan slang khusus yang dirasa menguatkan keakraban dan membuat korban seolah-olah sudah akrab lama. Hal ini agar tidak canggung dalam membahas apa saja melalui komunikasi online mereka.

7. Deceptive

Para predator ini biasanya bersifat anonymous untuk menutupi identitas mereka. Agar si korban ketika merasa penasaran maka tentu saja hubungan mereka tidak hanya online saja, tapi sampai kepada pertemuan dan juga memudahkan predator ini menghilangkan jejaknya.

Kesimpulannya?

Perilaku-perilaku ini hanya untuk mendeteksi kehadiran predator seks untuk lebih jaga-jaga dalam berhubungan secara online dengan orang yang tidak dikenal. Identifikasi ini penting untuk melindungi anak dan remaja dari potensi kejahatan seksual.

Nih jurnalnya:

https://www.cambridge.org/core/journals/natural-language-engineering/article/abs/detecting-sexual-predators-in-chats-using-behavioral-features-and-imbalanced-learning/6A0F7895ECAF7116E2FC7F0D66955B9E

I am an explorer enthusiast. Writer, hiker, music player and home brewer