sisipagi.com – Kali ini saya tidak ingin merubah judul tulisan mahasiswa sastra. Judulnya sudah terlalu manis dengan diksi kata “Rayuan Termanis” membahas puisi “Cinta:Kesatuan” karya Khalil Gibran.
Kurasi tulisan mahasiswa #3
Rayuan Termanis Kahlil Gibran Dalam Puisi ‘Cinta:Kesatuan’
Oleh: Angelia Afrilin Rima
Pada Kahlil Gibran, Hai!
Tahu tidak, siapa Kahlil Gibran itu? Bagi sastrawan dan penikmat karya-karya kebudayaan dunia, nama itu tentulah tidak asing.
Namun, bagi orang-orang awam, khususnya generasi muda zaman sekarang tentunya mereka akan mengernyitkan kening mereka, dan berpikir bahwa Gibran mungkin saja seorang aktor maupun publik figur di satu akun media sosial tertentu. Semua, mari kita katakan “Hai! Pada Kahlil Gibran. Sang penyair hebat dunia”.
Gibran dengan Seribu Satu Puisinya
Kahlil Gibran memiliki banyak sekali karya-karya yang melambungkan namanya, namun satu yang menarik perhatian saya ialah puisi-puisi-nya yang memikat hati. Puisi-puisi Gibran selayaknya pengantin baru yang tidak pernah layu. Singkat namun mendebarkan, itulah gambaran puisi Gibran dalam benak saya.
Pada kenyataannya, puisi-puisi yang ditulis oleh Gibran menentang gaya konvensi lama dan kaku pada zamannya. Tak menjadi suatu hal yang mengherankan jikalau sosok Kahlil Gibran menjadi salah satu tonggak penyair terlaris dunia.
Dalam banyak puisi-nya terutama puisi romansa, Kahlil Gibran mampu menunjukkan eksistensi keindahan dari sebuah cinta itu sendiri. Romantisme yang ditawarkan oleh Gibran dalam setiap puisinya, selalu menjadi hal yang menyenangkan untuk dibaca berulang-ulang.
Dalam beragam puisinya, romantisme yang ditulis oleh Gibran membawa cita rasa yang mungkin saja tidak dapat ditawarkan oleh penyair-penyair semasa-nya. Lewat puisi kecintaan Kahlil Gibran, saya dibawa melihat bahwa romantisme tidak hanya berupa pasangan lawan jenis saja. Namun lewat keluarga maupun persahabatan, romansa cinta itu dapat pula kita
rasakan.
Meresapi Romantisme Gibran lewat ‘Cinta:Kesatuan’
Suatu hari engkau bertanya kepadaku
Manakah yang lebih penting bagimu
Hidupku atau hidupmu?
Aku berkata, hidupku
Lalu engkau pergi tinggalkan aku
Tanpa kau tahu Engkaulah sejatinya hidupku itu.
Cinta itu kesatuan. Begitulah gambaran salah satu romansa puisi Gibran. Puisi yang dibuat seolah-olah sedang bercakap-cakap dengan kekasih hati, namun dengan pemaknaan yang sederhana akan cinta itu sendiri.
Khalil Gibran dan Goresannya
Tulisan-tulisan Kahlil Gibran tidaklah rumit maupun sulit untuk dapat dipahami. Namun, walaupun singkat pesan yang ingin disampaikan lewat puisi itu tergambar dengan baik.
Jadi, begitulah cinta itu tergambar lewat tulisan-tulisan manis puisi Gibran. Mari sempatkan lima menitmu yang berharga untuk sedikit bertanya-tanya dan mencari tahu apa dan bagaimana puisi Kahlil Gibran itu tergambar.
Salam
Saduran ini adalah tugas kuliah mahasiswa sastra pada mata kuliah kepenulisan jurnalistik. Tulisan mendapat sentuhan teknis dari saya sebagai dosen sekaligus editor dalam mengkurasi tulisan.
Leave a Reply