Telisik Eksistensi Sastra dalam Quotes Gen Z

Telisik Eksistensi Sastra dalam Quotes Gen Z
by. Florian Klauer / unplash

sisipagi.com – Salah satu mashasiswa sastra mencoba menelusuri sastra dalam Quotes populer dikalangan Gen Z. Tulisan ini mendalam menelaah budaya populer terkhusus quotes yang berseliweran.

Kurasi tulisan mahasiswa #2

Mari kita kurasi salah satu tulisan panjang mahasiswa lagi menarik berikutnya. Selamat menikmati!

“Ya Tuhan Jika Dia Jodoh Orang, Aku pun Orang” : Menelusuri Eksistensi Sastra dalam Quotes Gen Z

By. Arya Nur Huda

Generasi Z atau yang lebih dikenal sebagai Gen Z, merupakan kelompok yang tumbuh pada era digital. Di media sosial, mereka menciptakan ruang untuk mengekspresikan perasaan, pemikiran, dan filosofi hidup dengan cara yang sederhana namun tetap memiliki makna, salah satunya adalah melalui quotes.

Contoh seperti “Ya Tuhan Jika Dia Jodoh Orang, Aku pun Orang” adalah salah satu kreasi yang populer di kalangan Gen Z, mencerminkan gaya bercanda yang ringan namun tetap filosofis. Namun, di balik permainan kata ini, adakah unsur sastra yang bisa ditemukan dalam karya-karya mereka?

Pengolahan Kata dalam Quotes Gen Z 

Gen Z dikenal dengan cara mereka mengolah kata menjadi sesuatu yang menarik, kadang-kadang ambigu, namun selalu kreatif. Mereka sering memadukan unsur humor, kejujuran, dan kebijaksanaan dalam satu kalimat yang ringkas. 

Misalnya, “Ya Tuhan Jika Dia Jodoh Orang, Aku pun Orang,” seakan-akan mengangkat tema jodoh yang rumit dengan pendekatan jenaka. Meski terdengar sederhana, permainan kata yang digunakan dalam quotes tersebut menunjukkan kemampuan mereka untuk menggambarkan masalah kehidupan sehari-hari dengan cara yang mudah dipahami dan
relatable.

Gaya pengolahan kata ini sering kali mirip dengan teknik sastra seperti ironi, satire, dan hiperbola. Meskipun tujuannya bukan untuk menghasilkan karya sastra yang “serius”. 

Melalui quotes seperti ini. Gen Z menunjukkan bahwa mereka bisa memadukan emosi, pengalaman pribadi, dan trend digital dalam satu kalimat, yang mampu menyentuh perasaan banyak orang.

Unsur Sastra dalam Quotes Gen Z

Meski sekilas tampak sederhana, quotes Gen Z sering kali mengandung unsur sastra yang tersembunyi. Beberapa quotes menunjukkan penggunaan majas seperti metafora, personifikasi, hingga repetisi.

Misalnya, quotes “Hidup ini seperti es krim, nikmatilah sebelum mencair,” menggunakan metafora untuk menggambarkan kehidupan yang sementara dan mengajak orang untuk menikmati setiap momen.

Selain itu, permainan bunyi dan rima juga sering kali ditemukan dalam quotes Gen Z. Kalimat yang memiliki ritme dan rima mudah diingat, sehingga sering kali digunakan untuk menyampaikan pesan
dengan gaya yang catchy

Quotes yang mereka ciptakan, meskipun ringkas. Mengandung pesan yang
dalam serta kaya akan perasaan, sebuah kualitas yang sering ditemukan dalam karya sastra.

Faktor-faktor yang Membuat Gen Z Tertarik Membuat Quotes

Salah satu faktor utama yang memengaruhi popularitas quotes di kalangan Gen Z adalah kemampuan untuk menyampaikan perasaan dan pemikiran secara singkat dan efektif. 

Di era di mana media sosial mendominasi, kecepatan informasi sangat penting. Quotes memberikan ruang bagi Gen Z untuk menyampaikan ide besar dalam format kecil, yang mudah diakses dan dibagikan. Selain itu, quotes sering kali digunakan sebagai cara untuk merefleksikan diri. 

Banyak quotes yang berbicara tentang cinta, jati diri, dan kebebasan, yang merupakan topik yang sangat relevan bagi Gen Z. Quotes ini tidak hanya menjadi sarana untuk mengekspresikan diri, tetapi juga alat untuk menyuarakan pikiran dan pandangan terhadap dunia.

Di samping itu, faktor estetik juga berperan penting. Media sosial seperti Instagram dan Twitter, dimana visual dan kalimat singkat menjadi inti konten, mendorong penciptaan quotes yang tampak “indah” secara visual dan bisa memancing perhatian dalam hitungan detik. Kata-kata yang sederhana namun efektif sering kali dipasangkan dengan gambar atau desain yang artistik, menciptakan daya tarik tersendiri.

Pengaruh Media Sosial Terhadap Bahasa dan Sastra Gen Z

Tidak bisa dipungkiri, media sosial memiliki peran besar dalam evolusi bahasa di kalangan Gen Z. Berkat platform-platform seperti Instagram, TikTok, dan Twitter, gaya komunikasi berubah menjadi lebih cepat dan langsung. 

Dalam konteks ini, sastra pun ikut beradaptasi. Jika dulu sastra lebih dikenal melalui puisi atau novel, kini bentuk-bentuk sastra mini seperti quotes menjadi alat baru untuk menyampaikan pemikiran.

Kemampuan Gen Z dalam menyederhanakan kata-kata menjadi kekuatan tersendiri. Mereka mampu meramu perasaan dan gagasan ke dalam ungkapan yang ringkas namun sarat makna. 

Bentuk baru dunia Sastra

Ini adalah bentuk baru dari sastra modern. Dimana estetika dan konten bersatu dalam format yang mudah diterima oleh audiens digital.

Dalam konteks Gen Z, quotes bukan hanya sekadar kata-kata kosong yang viral di media sosial. Dibalik setiap kalimat sederhana, terdapat kreativitas dan refleksi mendalam terhadap kehidupan dan jati
diri. 

Meski mungkin tidak seformal atau tradisional seperti karya sastra di masa lalu, quotes Gen Z menunjukkan bahwa generasi ini tetap memiliki apresiasi terhadap kekuatan kata-kata dan bahasa. Mungkin ini adalah bentuk sastra modern yang baru, yang menyesuaikan dengan kebutuhan dan gaya hidup generasi digital.

Salam

Kilik, membaca tuntas, dan komentar. Sangat berarti untuk penulis/editor. Terimakasih. Tertanda Management SISIPAGI.

Saduran ini adalah tugas kuliah mahasiswa sastra pada mata kuliah kepenulisan jurnalistik. Tulisan mendapat sentuhan teknis dari saya sebagai dosen sekaligus editor dalam mengkurasi tulisan.

Writer, Lecturer, Editor: Keseharian menulis, dosen tamu di dunia jurnalistik dan menyusun buku berbagai isu.