Sisipagi.com – Dalam dunia bisnis yang terus berkembang, memahami budaya organisasi adalah kunci kesuksesan sebuah organisasi. Artikel ini menjelaskan dua teori unggulan dalam kajian budaya organisasi, yaitu model budaya organisasi Schein dan teori Hofstede.
Tahukah Anda bahwa budaya organisasi memainkan peran penting dalam membentuk perilaku karyawan, pengambilan keputusan, dan kesuksesan secara keseluruhan?
Pemahaman teori yang diajukan oleh Schein dan Hofstede memberikan wawasan berharga mengenai kompleksitas budaya organisasi. Budaya organisasi mencakup nilai, norma, dan keyakinan yang membentuk identitas organisasi.
Teori Budaya Organisasi
Melalui wawasan model budaya organisasi Schein dan teori Hofstede, kita dapat memahami secara mendalam bagaimana budaya organisasi mempengaruhi efisiensi dan kemampuan beradaptasi suatu perusahaan. Artikel ini membahas model budaya organisasi Schein, teori organisasi Hofstede, dan tiga model budaya umum dan tiga tingkat budaya Edgar Schein, yang memberikan pemahaman komprehensif tentang dampak budaya organisasi dalam lingkungan bisnis.
Dalam sejarah perkembangan teori organisasi, Edgar Schein dan Geert Hofstede berperan sentral dalam membawa pemahaman mendalam tentang budaya organisasi. Schein mengembangkan modelnya pada tahun 1985, sedangkan Hofstede menerbitkan teorinya pada tahun 1980.
• Budaya organisasi
Seperangkat nilai, norma dan keyakinan yang membentuk identitas dan perilaku organisasi.
• Model Budaya Organisasi Schein
Model yang mengidentifikasi tiga tingkat budaya organisasi, yaitu artefak, nilai, dan asumsi dasar.
• Teori organisasi Hofstede
Teori yang membagi budaya organisasi menjadi enam dimensi, yang membantu memahami perbedaan budaya dalam organisasi.
Memahami budaya organisasi penting untuk menciptakan identitas perusahaan, memotivasi karyawan, dan mencapai tujuan bisnis. Schein dan Hofstede memberikan kerangka kerja yang efektif untuk menganalisis dan mengelola budaya organisasi.
Model budaya organisasi Schein
Schein mengidentifikasi tiga tingkat budaya organisasi:
Artefak
Aspek budaya yang terlihat seperti simbol, ritual, dan bahasa.
Nilai
Nilai-nilai yang dianggap penting oleh para anggota organisasi.
Asumsi Dasar
Keyakinan dasar yang tidak diungkapkan secara terbuka namun memandu perilaku.
Artefak misalnya slogan perusahaan atau pakaian karyawan. Nilai dapat tercermin dalam penekanan perusahaan pada inovasi atau pembangunan berkelanjutan. Asumsi dasar yang mendasari mungkin mencakup pandangan hierarki atau keyakinan akan kerja sama.
Model Schein membantu mengungkap lapisan budaya organisasi, memungkinkan perusahaan memahami nilai-nilai inti mereka dan menciptakan lingkungan yang sesuai.
Teori organisasi Hofstede
Hofstede mengidentifikasi enam dimensi budaya organisasi:
1. Karakteristik jarak kekuasaan
Tingkat kesetaraan yang diterima dalam organisasi.
2. Individualisme vs. kolektivisme
Sejauh mana individu yang terorganisir cenderung bekerja secara mandiri atau dalam kelompok.
3. Maskulinitas versus feminitas
Menekankan nilai-nilai tradisional maskulin atau feminin.
4. Toleransi terhadap ketidakpastian
Sejauh mana organisasi menerima ketidakpastian dan perubahan.
5. Masa depan versus masa lalu yang berwawasan ke depan
Fokus organisasi pada masa depan atau keberlanjutan tradisional.
6. Memanjakan vs. Pengekangan
Sejauh mana organisasi mengizinkan anggotanya untuk memenuhi keinginan pribadi mereka.
Misalnya, budaya organisasi di negara-negara dengan karakteristik individualistis mungkin mendukung lebih banyak inovasi dan kebebasan pribadi. Sebaliknya, budaya kolektivis mungkin menekankan kerja tim dan tanggung jawab bersama.
Teori Hofstede membantu organisasi memahami perbedaan budaya yang mendasarinya dan menyesuaikan strategi bisnis mereka agar dapat bekerja secara efektif dalam lingkungan budaya yang berbeda.
Tiga model budaya umum
Ada tiga model budaya umum dalam organisasi:
Model Kuadran Budaya Nilai Bersaing
Menciptakan empat jenis budaya organisasi – klan, adhokrasi, hierarki, dan pasar.
Model Budaya Organisasi Denison
Menekankan empat dimensi budaya—komitmen, koherensi, kemampuan beradaptasi, dan misi.
Model Kuadran Kepemimpinan Budaya Organisasi
Menekankan empat gaya kepemimpinan – mentor, inovator, kurator dan produser.
Contoh model kuadran budaya nilai yang bersaing adalah organisasi teknologi yang mungkin mengadopsi budaya adhokratis, sedangkan organisasi perbankan mungkin menekankan budaya hierarki. Ketiga model ini memberikan kerangka kerja yang dapat disesuaikan dengan konteks bisnis yang berbeda, membantu organisasi untuk mengidentifikasi dan memahami budaya mereka.
Beberapa kritikus berpendapat bahwa penerapan model budaya organisasi terlalu rumit dan memakan waktu. Meskipun pemahaman mendalam tentang budaya organisasi sulit dilakukan, manfaatnya jauh lebih besar daripada tantangan penerapannya.
Organisasi yang memahami budayanya dapat meningkatkan kemampuan beradaptasi dan kesuksesan jangka panjang. Penting untuk mengenali tantangan implementasi dan terus mengembangkan cara yang lebih efektif untuk menerapkan pemahaman budaya organisasi.
Kesimpulan
Model budaya organisasi Schein dan teori organisasi Hofstede memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana budaya organisasi membentuk perilaku dan budaya perusahaan. Dalam artikel ini, kami mengkaji model budaya organisasi Schein dan teori organisasi Hofstede serta tiga model budaya umum.
Masing-masing memberikan kerangka berharga untuk memahami dan mengelola budaya organisasi. Melalui pemahaman mendalam tentang budaya organisasi, perusahaan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan, kreativitas, dan kesuksesan jangka panjang.
Sisipagi hanya menggunakan sumber berkualitas tinggi, termasuk studi peer-review, untuk mendukung fakta dalam artikel kami. Baca sumber kami untuk mempelajari lebih lanjut tentang cara kami memeriksa fakta dan menjaga konten kami tetap akurat, andal, dan dapat dipercaya.
- Schein, E. H. (1985). Organizational Culture and Leadership.
- Hofstede, G. (1980). Culture’s Consequences: International Differences in Work-Related Values.
- Cameron, K. S., & Quinn, R. E. (2006). Diagnosing and changing organizational culture.
- Denison, D. R. (1990). Corporate Culture and Organizational Effectiveness.
Leave a Reply