Teori Motivasi Dua Faktor dalam Psikologi Industri dan Organisasi

Motivasi kerja, teori dua faktor, motivasi

Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) berfokus pada perilaku manusia dalam konteks organisasi dan tempat kerja. Salah satu teori utama yang sering dibahas dalam PIO adalah Teori Motivasi Dua Faktor yang dikembangkan oleh Frederick Herzberg pada tahun 1959. Teori ini juga dikenal sebagai Teori Higiene-Motivasi. Tulisan ini akan membahas tentang teori tersebut, implikasinya, dan bagaimana teori ini diterapkan dalam konteks organisasi.

Latar Belakang Teori Motivasi Dua Faktor

Frederick Herzberg mengembangkan teori ini berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap insinyur dan akuntan di Pittsburgh. Penelitian tersebut bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dan ketidakpuasan kerja. Herzberg menemukan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan kerja berbeda dari faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja.

Dua Faktor dalam Teori Herzberg

Faktor Motivator (Motivator Factors):

  1. Pencapaian (Achievement): Kesuksesan dalam mencapai tujuan atau penyelesaian tugas.
  2. Pengakuan (Recognition): Penghargaan dan apresiasi atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik.
  3. Pekerjaan itu sendiri (Work Itself): Sifat pekerjaan yang menantang dan memberikan kepuasan intrinsik.
  4. Tanggung Jawab (Responsibility): Kesempatan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar.
  5. Kemajuan (Advancement): Kemajuan karier dan kesempatan promosi.
  6. Pertumbuhan (Growth): Kesempatan untuk berkembang secara pribadi dan profesional.

Faktor Higiene (Hygiene Factors):

  1. Kebijakan Perusahaan (Company Policy): Kebijakan dan administrasi perusahaan yang mempengaruhi kenyamanan kerja.
  2. Supervisi (Supervision): Kualitas pengawasan dan hubungan dengan atasan.
  3. Hubungan dengan Rekan Kerja (Relationship with Peers): Kualitas hubungan dengan sesama pekerja.
  4. Kondisi Kerja (Working Conditions): Lingkungan fisik tempat kerja.
  5. Gaji (Salary): Kompensasi finansial yang diterima.
  6. Keamanan Pekerjaan (Job Security): Tingkat keamanan dan stabilitas pekerjaan.
  7. Kehidupan Pribadi (Personal Life): Pengaruh pekerjaan terhadap kehidupan pribadi karyawan.

Kajian Pendukung

Studi Herzberg diikuti oleh berbagai penelitian lain yang mendukung konsep dua faktor. Misalnya, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Malik dan Naeem (2013) menemukan bahwa faktor-faktor motivasi, seperti pengakuan dan pencapaian, secara signifikan meningkatkan kepuasan kerja di antara para guru universitas di Pakistan. Studi lain oleh Lundberg, Gudmundson, dan Andersson (2009) menunjukkan bahwa faktor-faktor higienis, seperti kondisi kerja dan gaji, mempengaruhi ketidakpuasan kerja di kalangan karyawan hotel di Swedia.

Implikasi Teori Herzberg dalam Organisasi

Teori Motivasi Dua Faktor memiliki beberapa implikasi penting bagi manajemen dan organisasi:

  1. Desain Pekerjaan: Untuk meningkatkan motivasi, pekerjaan harus didesain sedemikian rupa sehingga mencakup faktor-faktor motivator. Hal ini bisa melibatkan pemberian tugas yang menantang, kesempatan untuk belajar dan berkembang, serta pemberian tanggung jawab yang lebih besar.
  2. Kebijakan dan Prosedur: Manajemen perlu memastikan bahwa faktor-faktor higiene dipenuhi untuk mencegah ketidakpuasan kerja. Kebijakan perusahaan harus adil dan transparan, dan kondisi kerja harus aman dan nyaman.
  3. Pengembangan Karyawan: Program pelatihan dan pengembangan harus difokuskan pada peningkatan keterampilan dan kemampuan karyawan, sehingga mereka merasa termotivasi dan memiliki kesempatan untuk berkembang.
  4. Penghargaan dan Pengakuan: Sistem penghargaan yang efektif harus diterapkan untuk mengapresiasi kinerja karyawan. Pengakuan atas pekerjaan yang baik dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja.

Kesimpulan

Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg menawarkan wawasan penting tentang bagaimana meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja dalam organisasi. Dengan memahami perbedaan antara faktor motivator dan faktor higiene, manajemen dapat merancang strategi yang efektif untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Penerapan teori ini secara tepat dapat membantu organisasi mencapai tujuan mereka secara lebih efisien dan efektif.

Referensi

Herzberg, F., Mausner, B., & Snyderman, B. B. (1959). The Motivation to Work. John Wiley & Sons, Inc.

Malik, M. E., & Naeem, B. (2013). “Towards Understanding Controversy on Herzberg Theory of Motivation”. Journal of Basic and Applied Scientific Research, 3(2), 100-104.

Lundberg, C., Gudmundson, A., & Andersson, T. D. (2009). “Herzberg’s Two-Factor Theory of Work Motivation Tested Empirically on Seasonal Workers in Hospitality and Tourism”. Tourism Management, 30(6), 890-899.

Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang Teori Motivasi Dua Faktor dalam Psikologi Industri dan Organisasi.