Sisipagi – Buku ‘lawas’ alias buku tua yang saya temukan saat mengunjungi pasar kangen kala itu kisaran beberapa tahun lalu saat berkuliah dan melnjutkan studi di kota yang sama. Ya kota itu kota yang dikenal dengan sebutan kota pelajar dan budaya, Jogjakarta.
Sudut Jogja itu disebut Pasar Kangen
Jogja sebagai kota pelajar juga dikenal dengan kota budaya. Untuk teman-teman yang pernah berkuliah di Jogja tentu sangat familiar dengan Pasar Kangen. Sebuah festival budaya dalam rangka menjaga kelestarian jajanan tradisional.
Namun saya pribadi datang ke Pasar Kangen justru tertarik dengan barang-barang lawas alias tua termasuk buku-buku tua yang tersaji. Tentu, para kolektor buku tua ini surga bagi mereka.
Di Pasar Kangen yang diadakan tiap tahun inilah saya menemukan buku Sehat dengan Secangkir Kopi. Membacanya lalu mencoba menyajikan kepada pembaca tentang isi atau inside menarik dari buku tersebut.
Secangkir kopi sehat
Sebelum jauh membahas jauh tentang buku lawas ini. Dalam waktu dekat ini saya ngobrol santai dengan seorang teman. Dia mengalami masalah serius dengan jantungnya. Tentu dengan pola hidup “kurang” sehat.
Singkat cerita, dia malah melempar satu pandangan bahwa ia ingin mulai minum kopi dengan “cara” sehat. Saya pun nyeletuk “Owh ya, menari”. Panjang lebar dia pun mengabarkan sudah menyiapak Kitcen Bar untuk racik kopi dan memsan biji kopi dan akan menyeduhnya dengan menggiling sebelum diseduh.
Kopi “Sehat” di Buku Lawas itu
Membaca adalah sebuah aktifitas menyenangkan bagi para penulis. Analogi sederhananya membaca seperti menyiram sayuran bagi petani yang baru saja melihat tumbuhnya hasil pertaniannya.
Lalu pupuk subur bagi penulis untuk “tumbuhan” tulisannya ialah buku dan referensi ditemukannya. Termasuk buku lawas alias buku tua dengan kata lain referensi terdahulu.
Kembali, buku Sehat dengan Secangkir Kopi ditulis oleh Desintya Dewi ini memaparkan bahwa kopi ternyata tidak hanya sebuah gaya hidup generasi saat ini menyebutnya life style. Namun kopi ternyata memiliki sejarah panjang sekaligus minuman kuno menyehatkan dan terbukti hingga hari ini.
Sejarah “sehat”nya kopi negeri kita
Indonesia dulu dipanggil atau dinekal dengan sebutan Java pernah menjadi negara mengagumkan akan dunia kopinya. Hingga saat ini masih diakui dunia namun masalah perubahan iklim saya memiliki kekawatiran jauh bahwa kopi-kopi dan perkebunan kita mengalami ancaman tersendiri mendatang.
Isu di atas baiknya kita bahas pada tulisan berikutnya tentang kopi. Fakta tentang sejarah kopi kita yang mengagumkan adalah, “sejak 1800-an, Java coffee menjadi favorit di Amerika.
Tidak hanya digemari melainkan membuat mereka tergila-gila. Grup musik acappella Manhattan Transfer membuat lagu legendaris yang berjudul Love my Java Coffe. Aroma kopi jawa ini disukai oleh mereka.” Tulis Desintya Dewi dalam bukunya.
Fakta sejarah di atas sebaiknya jadi kontemplasi bagi generasi saat ini. Siapa lagi yang merawat kopi di negri kita sendiri.
Manfaat Kafein nan Sehat
Sehat dengan Secangkir Kopi tentu dalam buku ini juga mengingatkan bahwa kafein yang berlebihan akan berdampak buruk terutama bagi ibu hamil. Disisi lain tentu menyebabkan insomnesia secara umum bagi siapa saja.
Hal ini tentu jadi kesepakatan kita untuk tetap harus mengukur berapa cangkir sebaiknya minum kopi dalam sehari dan tiap tubuh masing-masing kecendrungannya berbeda tergantung kebiasaan dan riwayat minum kopi masing-masing tubuh .
Jogja, Pasar Kangen dan Buku Lawas itu
Sebagai penutup untuk artikel sederhana kali ini saya hanya ingin menuai satu goresan tentang nostalgia di Jogja. Pasar Kangen sebagaimana namanya ya memang ngangenin, pasarnya juga jogjanya.
Dan yang tak kalah penting adalah rasa kangen pada jajakan buku tua. Seperti mebeli buku lawas tentang kopi, lukisan, sejarah dan banyak lagi kerinduan di sana.
Buku lawas akan selalu memberikan majis alias mantra dahsyat untuk kalian dengan kepekaan literasi. Merawatnya artinya menghargai tulisan selama apapun buku itu dicetak. Tulisan sederhana semoga membuka mata kita semua untuk sama-sama menghargai tulisan bahkan buku lawas sekalipun.
Sampai Jumpa di tulisan berikutnya.
>>>
Untuk kalian yang peduli dan menikmati tulisan ini lalu berkenan memberikan tip buat penulis (kurator naskah), caranya? Silahkan klik laman berikut: tip dan jajan penulis , terimakasih.
Leave a Reply