sisipagi.com – Bagaimana kisah barongko dan seruni dan dia yang membuatnya dengan sepenuh hati? Katanya senang membuatkan tapi sampe encok, aduh maap ya. Gak akan kapok minta lagi hehe.
Mari kita urai barongko dan ditemani kesegaran seruni. Sebelumnya, akan aku coretkan tulisan tentang kisah dia orang paling spesial yang pernah aku kenal dan kini bahkan selamanya bertengger jadi kekasih hati. Sedari pagi ia merepotkan diri ke pasar rebutan dan kejar-kejaran beli daun pisang jangan kehabisan demi membuat makanan kesukaan. Ya apalagi kalo bukan barongko pisang.
Barongko Pisang: Kisah Manis dalam Daun Pisang
Tidak sia-sia hasil olahan dan sentuhan tangannya membuahkan hasil sempurna, padanan pisang dengan kematangan dan manis pas berpadu dengan adonan santan telur dan creaminya susu yang dicampurkan. Rasanya enak, dengan 7 bungkusan masuk di perutku tanpa sadar. hehe maafkan kerakusan ini.
Rahasia Kesegaran Tubuh: Ramuan Seruni dan Kecintaan Barongko
Sehari sebelumnya dia juga repot-repot kan diri membuatkan ramuan seruni untuk tubuhku yang mulai drop. Ramuan seruni yang berbahan rempah ini dari sereh, jahe, jeruk nipis dll. Benar-benar membantu tubuh yang sedikit lelah.
Seruni sendiri memiliki manfaat untuk menjaga kesegaran tubuh, menyehatkan dan menjaga panas dalam pada tubuh. Jahe sendiri membantu tubuh dari serangan jantung, sereh bisa mencegah tubuh dari demam, bahkan jeruk nipis itu sendiri memiliki potensi anti kanker.
Mengenal Barongko: Lezatnya Makanan Tradisional yang Memeriahkan Masa Kecil
Berbicara pengalaman dengan makanan barongko. Pengalaman masa kecil usia 8 tahun lalu pulang kampung mampir ke Makassar lalu menuju bima kampung ibunda. Diperjalanan barongko adalah makanan kesukaan yang menjadi jajanan yang selalu aku tunggu. Acara-acara dan hari besar seperti maulid pada masa kecil di pelosok kalimantan sana dimana berkumpulnya berbagai suku baik bugis, jawa dan lainnya barongko pun menyatukan lidah kami.
Dan menu inilah yang menjadi incaran serta rebutan kami sebagai anak kecil selain telur rebus yang digantungkan pada pohon maulid kala itu. Rasanya belakangan tradisi ini sudah mulai ditinggalkan, entah kenapa mungkin semakin banyak orang pintar yang beragama dengan sudut pandang hanya hitam dan putih tidak melihat aspek budaya dan tradisi kita yang teramat kaya. Eh, kejauhan kita bahas barongko hingga perdebatan seperti ini. Sudahlah yuk kita bahas lagi dan hindari perdebatan, maaf bila pena dan pikiran ini terkadang suka nakal dan nabrak dinding-dinding etis untuk mereka yang hanya pandai menghakimi benar salah upss.
Falsafah Bugis dalam Sejumput Barongko: Barangku Mua Udoko
Kembali membahas barongko yuk. Sekedar informasi dan tambahan wawasan barongko sendiri berasal dari bahasa bugis dengan kepanjangan barangku mua udoko. Artinya adalah barangku sendiri yang kubungkus. Dalam arti simbolis lain bisa dimaknai dengan pepatah bugis yang berbunyi barakumua udoka memiliki arti yang dibungkus harus baik bahwa perilaku baik haruslah tampak dan dirasakan baik pula.
Uraian di atas menggambarkan sekali tentang falsafah orang bugis atau Sulawesi yang menjunjung tinggi prinsip masirri yang artinya memiliki rasa malu tinggi juga menjaga harga diri dan nama baik.
Eksklusivitas Barongko: Kesukaan almarhum Eyang Habibie
Kembali tentang barongko pisang ini. Satu diantara makanan kesukaanku adalah barongko. Makanan khas Sulawesi Selatan khusus bagi suku bugis dan Makassar ini sebagai makanan olahan pisang memberi rasa paling nikmat dengan gigitan lembut pisang, ditambah adonan santan telur dan susu yang membuatnya creamy.
Tak heran jika beberapa tokoh besar seperti almarhum eyang Habibie misal menyukai sekali makanan berbungkus daun pisang dan olahan pisang (barongko). Beliau teramat menyukai makanan satu ini ketika banyak awak media bertanya terkait salah satu makanan kesukaan maka dengan spontan di bibir salah satu orang jenius di Indonesia dan dunia ini mengatakan,
“Barongko enak sekali, makanan sejak kecil hingga saat ini saya sukai”. (Habibie) mengenang beliau kala itu masih hidup.
B.J. Habibie
Setelah mengenal barongko lebih jauh mari kita tilik juga seruni sebagai minuman yang menyegarkan. Memadukan dua hal ini ternyata jadi paduan sempurna kala malam hari harus menulis. Kebiasaan aku sendiri memang menulis dimalam hari. Menikmati dua sajian ini bersamaan benar-benar sangat memanjakan lidah sekaligus menghangatkan tubuh.
Sereh: Aroma Harum yang Meluluhkan, Manfaat Kesehatan yang Signifikan
Jahe, rempah yang telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional, ternyata juga memiliki manfaat yang luar biasa untuk kesehatan jantung. Kandungan zat aktif dalam jahe dapat membantu melindungi tubuh dari risiko serangan jantung dengan menjaga keseimbangan kolesterol dan mengurangi peradangan. Selain itu, jahe juga dapat membantu mengatasi gangguan pencernaan dan meredakan rasa mual.
Sereh, dengan aroma harum khasnya, tidak hanya digunakan sebagai bumbu dapur, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Kandungan minyak atsiri dalam sereh, seperti citronella, terbukti efektif dalam mencegah demam. Sereh dapat menjadi pilihan alami untuk menjaga tubuh dari serangan penyakit menular, serta memberikan sensasi kesegaran yang menyenangkan.
Jeruk Nipis: Kelezatan Segar dengan Potensi Anti-Kanker
Jeruk nipis, selain menjadi tambahan rasa yang menyegarkan dalam berbagai hidangan, juga memiliki potensi anti-kanker. Kandungan vitamin C dan senyawa antioksidan dalam jeruk nipis dapat membantu melawan pertumbuhan sel kanker dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Dengan mengkonsumsi jeruk nipis secara teratur, kita dapat memberikan perlindungan tambahan bagi kesehatan tubuh dan mencegah risiko penyakit yang serius.
Kesimpulan: Segar, falsafa barongko dan manfaat seruni
Ternyata falsafah barongko dan manfaat seruni sajian hangat tulisan kali ini. Sampai jumpa di sapaan pena berikutnya. Salam.
Untuk kalian yang peduli dan menikmati tulisan ini lalu berkenan memberikan tip buat penulis, caranya? Silahkan klik laman berikut: tip dan jajan penulis , terimakasih:)
1 Comment