Kesehatan Jiwa 

Kesehatan Jiwa

Sisipagi.com – Tulisan dari Allah Yarham Buya Hamka dalam bukunya Tasawuf Moderen beliau mengurai satu pandangan tentang kesehatan jiwa. Penulis mencoba melihat dan menyajikan kepada pembaca dengan kerja kurasi agar tulisan baik ini dapat dibaca dengan mudah dan baik pula. Selamat menikmati satu tulisan dari ulama, pujangga dan sastrawan kebanggan negri ini pada angkatan 45 generasi awal kemerdekaan Republik dan beliau bagian dari pejuang terlebih di dunia kepenulisan yang menyuarakan banyak hal.

Rukun utama dalam Kesehatan Jiwa

Rukunnya yang pertama ialah beriman dengan Allah. Tetapi iman itu tidak ada artinya apa-apa kalau tidak kelihatan bayangannya, pada hal ihwal setiap hari, atau pada hubungan antara kehidupan dengan alam. Tampak alamatnya pada kerinduan yang terbit dari cinta yang memperhubungkannya dengan hayat, dan dengan cita-cita yang menghubungkan engkau dengan alam (kesehatan jiwa).

Kalau engkau telah duduk dengan sendirimu, lepaskan ikatan badanmu, unjurkan kaki dan bebaskan akal, picingkan mata, jangan dibelokkan pikiran kepada yang lain. Setelah terasa istirahat, di bawah pengaruh kebaikan hati, niscaya akan menjalarlah jiwa ke dalam alam yang lain dan alam kita ini. 

Keterhubungan dengan Alam dan Jiwa

Perhatikan diri sendiri, ingat pertaliannya dengan alam yang diliputi cahaya, kesehatan dan kekuatan. Setelah itu bermohonlah kepada Tuhan, 

“Ya Ilahi, tambahlah kekuatanku dan tambahlah cahayaku!” 

Doa

Setelah itu ingat pula bahwa diri engkau ini satu bagian dari satu masyarakat besar; masyarakat itu menghendaki supaya tiap-tiap tiangnya teguh, dan menghendaki supaya engkau menjadi salah satu tiang yang teguh itu. Ketika itu bermohonlah kepada Tuhan dan akuilah di hadapan-Nya,

“Ya Ilahi! Saya mulai memperbaiki diriku sendiri, supaya perbaikan itu berpindah kelak kepada sesama manusia yang ada di sekelilingku.” 

doa

Setelah itu ingat pula bahwa dirimu satu bagian dari rumah tangga yang harus sama-sama menanggung kesakitan dan kesulitan dalam hidup ini, di dalam memikul kewajiban yang berat. 

Ketika itu bermohon pula kembali kepada Tuhanmu, 

“Ya Ilahi! Pertolongan Engkaulah yang aku harapkan supaya dilapangkan jalanku menuju cinta, menuju kemudahan langkah, menuju hikmat, dan kesederhanaan!” 

Doa

Satu perkara lagi yang tinggal, yaitu kemiskinan atau putus asa. 

Kalau bertemu perkara yang dua ini, walaupun badan sehat, akal cerdas, dan roh bersih, namun keduanya adalah racun bahagia. 

Tangkal atau obat penyingkir racun ini mesti ikhtiarkan segera. Yaitu hendaklah segala usaha dan pekerjaan selalu digandengkan dengan tiga syarat, yaitu: 

Tahu Harga Diri. 

Percaya kepada Diri Sendiri. Menyerah kepada Diri. 

Kalau di dalam suatu usaha pertama engkau jatuh, kedua engkau jatuh, ketiga engkau jatuh juga, ingatlah bahwa segala suatu itu beredar menurut untung nasib yang selalu berputar. Saya tidak suka memberi engkau nasihat supaya dalam kekalahan itu engkau tawakal saja, tidak diiringi oleh cita-cita. 

Tetapi kalau percobaanmu itu berhasil, sekali-kali jangan engkau cukupkan begitu saja. Karena kalau berhenti hingga itu saja, pekerjaan itu akan usang, akan basi, kegiatanmu habis, cita-citamu terkurung, kemauanmu jadi lemah. 

Sungguh, kebahagiaan itu didapat di dalam perjuangan yang terus-terusan. Bahagia yang paling besar ialah pada kemenangan yang silih berganti. Dan kemenangan tidak ada, kalau tidak ada perjuangan. 

Puncak Nasihat: Gelanggang Hidup dan Perpacuan Jiwa

Ada pula yang perlu saya pesankan. 

Terima dengan hati besar apa yang ada ini, dan tiap- tiap hari mesti bersungguh-sungguh, walaupun kesungguhan itu ada yang tak berubah. Tidurlah dengan hati tenang dan ridha, penuh kepercayaan kepada Allah, kemudian itu kepada dirimu sendiri, kelak kalau engkau bangun pagi-pagi, engkau akan memperoleh kegiatan dan kemauan baru, untuk berjuang pula. 

Dan sebagai pucuk semua nasihat itu, saya ulangkan suatu pepatah yang sangat berharga, yaitu: 

“Kekayaan ialah pada perasaan telah kaya.” 

Pepatah

Kalau engkau telah disebut kaya, sepeser pun tak berarti kekayaan itu, kalau tidak engkau pergunakan untuk kemaslahatan umum, untuk membela fakir dan miskin. Orang yang menyucikan (menzakatkan) hartanya, baiklah untungnya. 

Ingat pula sebelum kita berpisah- bahwa berpacu di gelanggang hidup itu pun mengundang perpacuan kesucian jiwa. Dan perpacuan yang semulia-mulianya ialah berpacu di dalam berpacu. 

Moga-moga engkau dijadikan Tuhan orang yang masuk gelanggang perpacuan itu, sehingga engkau merasakan kebahagiaan sejati, karena kemenangan berpacu. 

~~~

Untuk kalian yang peduli dan menikmati tulisan ini lalu berkenan memberikan tip buat penulis (kurator naskah), caranya? Silahkan klik laman berikut: tip dan jajan penulis , terimakasih:)

Writer, Lecturer, Editor: Keseharian menulis, dosen tamu di dunia jurnalistik dan menyusun buku berbagai isu.